4 Feb 2010
Met Ultah ‘El Toro’
Salam kenal Momod, Bro n Sist,
Sudah lama ingin menuliskan kisah perjalananan bersama tungganganku dan baru kesampaian saat ‘el toro’ (P-Zoo hitamku) akan berulang tahun yang pertama pada 16 Feb 2010 mendatang.
Awal mula.
Belajar pertama kali roda dua menggunakan vespa ortu. Memiliki roda dua pribadi pertama kali Suzuki RC 100 (belalang tempur) yang kudapat dari hadiah ortu saat mencari ilmu di Kota Panas ‘nan berkesan’ Surabaya.. Banyak kenangan indah yang kudapat bersama tungganganku dikota itu. Perjalanan panjang menyusuri tapal kuda dan seputaran wilayah provinsi ujung timur Jawa telah pula dilalui dengan beragam kesan. Hingga akhirnya aku harus kembali kerumah orang tuaku di Kota Hujan. Perjalanan kembali kerumah aku lalui bersama belalang tempurku dan merupakan pengalaman perjalanan panjang pertamaku menembus 3 Provinsi pada sekali tempuh (jalur utara). Sempat linglung bin bingung didaerah Mbah Darwolf karena banyak simpang limanya dan cibleknya tentunya. Cat: tidak bermaksud menyaingi Don Odomo, aggstwn, funkademics dan Ichan lhooo, apalagi yang Tour dadakan ke Bali selepas JamNas Jogja . Tungganganku sepertinya sangat memahamiku dengan baik karena dalam perjalanan itu sama sekali dia tidak berulah. Dia sangat faham betul bahwa aku sama sekali tidak dapat memperbaiki apapun (kecuali ganti busi tentunya) terutama jika terjadi sesuatu terhadapnya dalam perjalanan.
Lembaran baru kubuka dengan menerapkan apa yang telah kudapat dan kumiliki saat belajar dulu di dunia kerja. Belalang Tempur masih setia menemaniku. Di masa itulah aku sempat melakukan perjalanan lintas barat jawa sebanyak 3 kali (berangkat jalur utara dan kembali jalur selatan) dan juga mencicipi dua kali ke ujung barat jawa. Sempat tidak digunakan selama ± 2 tahun karena pindah kerja di daerah timur Indonesia (tepatnya setahun di Kab Fakfak dan setahun di ibukota Prov. Papua Barat Manokwari). Pindah kerja lagi dan Belalang Tempur bekerja keras lagi menemaniku. Kali ini aku bekerja di Jakarta dengan jarak tempuh ± 90 Km PP dari rumah ke tempat kerja. Kondisi tungganganku semakin tua dan lelah, selain dikarenakan usia juga dikarenakan saat masih di kota surabaya sering ke lokasi pertambakan (jadi inget Don BM dengan bandengnya….) sehingga korosi dan bahkan nomor bodinya sudah hilang semua. Mulailah aku mencari pengganti yang kuharapkan lebih tangguh dan dapat sejiwa denganku (cieee…..). Browsing sana sini, audiensi sana sini dan menganalisa lebih jauh untuk jenis tunggangan baru. Keputusan akhirnya didapat dan aku konsultasikan dengan ‘mantan pacar’ untuk mengganti kendaraan segera. Untuk memuluskan rencanaku, beberapa bulan sebelumnya istriku kubelikan Spin untuk operasional harian dirumah sehingga saat pengajuan permohonanku untuk ganti motor tidak terlalu sulit mendapatkan persetujuannya (maklum menteri keuangan rumah tangga kudu disuap dikit).
“El Toro”
Sabtu, 31 Januari 2009 aku dan istriku melihat beberapa showroom roda dua guna melihat-lihat beberapa jenis kendaraan yang dipajang hingga sampailah kami pada showroom bajaj di daerah Tajur. Kuperkenalkan istriku pada P 180 hasil pertimbanganku. Ehh dia malah menganjurkan kenapa ngga ambil yang P200 aja??, tongkrongannya lebih bagus katanya… Wahh, Pucuk dicinta ulam tiba… Sebenernya dalam hati memang ingin Pzoo, namun karena pertimbangan financial kedepannya dll aku menurunkan sedikit proposal ke istri () . Uang yang sudah kusiapkan sejak dari rumah untuk Pibo pastinya kurang dong untuk Pzoo, meluncur ke ATM terdekat dan melunasi segera. Dalam Perjalanan ke ATM sempet terfikir, kenapa ngga kuajak ke show room Kawasaki dulu yaaa biar dia lihat Ninja sekalian (hehehe.. berharap : mode aktif :d). Akad pun segera dilakukan dan tanpa menunggu lama, hari itu juga tuh motor diantar kerumah dengan istriku sebagai pemandu jalannya…
Sampai dirumah menjelang sore, Pzoo ngga diapa-apain dulu… diliatin aja yang lama dan seksama sambil baca tuntas manual booknya. Agak aneh juga karena untuk buka aki, dan double seatnya mesti menggunakan kunci. Malamnya ngga bisa tidur juga, buka garasi dan menyandingkan Belalang tempur dengan Pzoo. Terharu juga melihat kedua penampakkan tungganganku dimana yang satu setia namun terlihat lelah sementara kenampakan Pzoo saat itu, tampilannya enerjik, matanya, kilapnya, bodinya, lekuknya, kokohnya, semuanya terlihat agung dan berwibawa. Membandingkan keduanya seolah membandingkan antara Banteng dengan Belalang. Dari situlah aku menamakan dia banteng jantan (‘el Toro). Setengah berbisik kusampaikan pada belalang tempur, bahwa bukan maksudku untuk menduakan dia tapi dikarenakan perjalanan yang akan aku tempuh masih panjang, dengan terpaksa aku istirahatkan untuk perjalanan panjang dan juga ucapan terimakasih atas kebersamaan selama ini. Saat itu sayup terdengar helaan nafas tertahan dan perlahan …. Hiiiiiii (tenang Cuma gw yang bisa denger). Hingga saat ini Belalang Tempur masih setia menemaniku walaupun hanya digunakan Sabtu Minggu saja dan juga kalau kedaerah yang rawan penculikan buat jaga-jaga (sebelumnya Belalang Tempur pernah hilang sehari, namun besoknya kembali lagi :d), sedangkan hari lain saat aku kerja menggunakan ‘El Toro. Saking harunya pada saat itu, aku berikrar untuk memberi nomor terbaik untuk PZooku. Besoknya kuhubungi mba Fitria (Pulsar Tajur) untuk memesan nomor yang kuinginkan dan dia berjanji akan mengupayakan. Tahu berapa nomornya??? F 3456 LO Kenapa?? Wah kalau dalam rimba persilatan permainan kartu, nomor itu special banget bisa seri bisa juga Kiu-kiu (9-9) hehehe…..Tadinya terfikir untuk pesen nomor F 6160 LO atau F 9190 LO, tapi berdasarkan pertimbangan kedepannya (malu sama anak sih pastinya) aku pesen yang seri aja dah..…
Ngga sabar rasanya menunggu STNK keluar hingga suatu hari pernah aku gunakan untuk ke Jakarta tanpa STNK. Its ok, sukup sekali aja dan yang penting sudah pernah merasakan pesonanya di jalan. Senin, 16 Feb 2009 Mba Fitria menginformasikan bahwa STNK sudah jadi dan bisa diambil di Tajur. El’ Toro segera menjemput maharnya dan resmilah sejak saat itu menemaniku di jalan.
Service dan Kerusakan
Hingga saat ini ‘el Toro telah menempuh 21.500 Km, Top speed yang pernah tercapai 119 Km/jam (batas psikologis yg sering tercapai 113 Km/jam), kecepatan saat RPM 6000 gigi 4 72 km/jam, gigi 5 88 Km/Jam (biar Om Tori puas ngga dilewatin hehehe..) dan sudah mengalami 11 kali servis ringan dan besar. Kenapa servis besar?? Ceritanya saat di Beres Tajur Bogor (Sabtu 1 Agustus, diservis kelima), mekaniknya lupa memasukkan oli baru setelah oli lama dikeluarkan. Dan saat berangkat kerja Senin, 3 Agustus koq terasa ngga enak. Sambil menuju kantor aku check lagi ke Beres di Margonda Depok. Terkejutlah mereka saat check oli ternyata kosong.. Koq bisa?? Padahal baru ganti. Langsung telp Beres Tajur, klarifikasi dan akhirnya mereka menyampaikan maaf karena terlupa memasukkan oli baru. Beli oli lagi di Depok (beres tajur akan mengganti saat servis disana), jalan lagi ke kantor dengan catatan, kalau ada masalah dengan mesin segera kasih khabar ke Beres segera.
Service pertama, 5 maret 2009, kedua 3 april, ketiga 13 mei, keempat 18 juni, kelima 1 agustus, keenam 18 september, ketujuh 27 oktober, kedelapan 30 nov, kesembilan 12 desember, sepuluh 15 Januari 2010, ke sebelas 26 januari. Pada servis ke sepuluh itulah suara mesin terdengar ngga enak (menurut pendengaran mekanik Beres Dewi Sartika). Padahal menurutku biasa aja lhooo… yaa harap maklum, gw ngga bisa bedain. Dibuka dan terlihatlah kalau piston dan rumahnya sudah tergores lumayan banyak. Setelah klarifikasi akhirnya digantilah dengan yang baru gw hanya dikenakan ongkos pasang separuhnya. Fikir-fikir langsung aja ganti Rante dan gir set (bener ngga namanya) yg gw rasa udah mulai kendor. Tepat di KM 20 K ‘el toro’ serasa terlahir lagi…… Tapi….Top Speed setelah diganti turun jadi 109 Km/jam dan pada RPM 6000 gigi 5 hanya 84 Km/jam (duhhh koq jadi turun sih….) Penggantian selain rante dan piston adalah tombol kiri yang aneh… Saat mulai dinyalakan lampu jauh langsung nyala. Mo ganti ngga ada barangnya dan terpaksa pesan dengan sebelumnya mengganti dulu dengan tombol kiri lain yg juga rusak. Rusaknya lebih aneh lagi, lampu sign kirinya suka nyala sendiri. 5 hari tersiksa dengan kondisi itu dan setelah barangnya ada langsung diganti dan beres..
Kerusakan yang pernah terjadi diantaranya lampu indikator saat pulang kehujanan (di Km awal), indicator el toro kedip2 ngga mau diem (bawa ke Beres kelar). Pernah jatuh dua kali, Pertama saat asyik ngebut dan harus rem mendadak karena ada orang nyebrang tiba2. Saat itu aku di posisi ketiga, Motor pertama ngerem mendadak, sedikit oleng kekanan, motor kedua bablas (untung ngga nabrak) sedangkan aku terpaksa melakukan hard rem sehingga el toro terdiam sesaat, menukik melemparkan pengendara, menabrak sedikit knalpot motor pertama yang oleng dan terjatuh kekanan. Aku yg terlempar sekitar 4 meteran dengan kepala duluan (helm kesayangan sampe terkikis) meluncur mulus di aspal diantara teriakan beberapa orang yang akan nyebrang. Berdiri segera, cek kiri kanan atas bawah, bangun dan berusaha meminggirkan tunggangan. Aku lihat pengendara di motor pertama tampaknya terluka, dibopong ke pinggir, ternyata kakinya tertimpa knalpot motornya sendiri sehingga menderita luka bakar yang cukup serius. Kondisi kendaraan kami berdua baik, hanya tergores di beberapa tempat dan tuas pengungkit Pz00 ku sedikit bengkok kena knalpot motor pertama. Aku segera membawa pengendara tsb (menitipkan motornya dan kami berdua menggunakan motorku) ke rumah sakit terdekat yang tidak terlalu jauh dari TKP. Setelah pengobatannya (pake bio placenta, cairan kuning dan perban) kamipun kembali ke TKP dan berpisah dengan damai. Sampe rumah lihat beberapa kerusakan diantaranya tudung lampu sedikit miring, tuas pengungkit bengkok, kaca kiri retas dan baret2 di beberapa lokasi. Pas buka jaket terlihatlah jam kesayanganku sudah tanpa kaca Siaallllll …. Buka celana panjang ada luka baru di lutut kanan menutupi luka2 lama, selain itu badan agak pegel2 karena terjatuh dengan keras.
Jatuh kedua saat akan berbelok kekanan. Bener kata Om Tori, bahwa kebiasaan kita saat berbelok adalah menggunakan rem tangan. Sejak saat itu berupaya agar meminimalisasi penggunaan rem tangan saat hendak berbelok di U turn. Kerusakan lainnya yang sangat mengganggu adalah bunyi yang lumayan keras saat mesin sudah panas (berisik dan maluuunya itu lhooooo…). Awalnya mengira itu bunyi mesin namun setelah dibawa ke beres baru ketahuan kalau biang keroknya adalah las-lasan di sekitar leher Snalpot. Dibongkar oleh Beres dan di Las selesai kukira …… Eh ternyata belum… saat ini bunyi2an itu mulai terdengar lagi…. Hmmm bikin ulah lagi dia… Apa harus ke Bandung yaaa untuk ganti ni Snalpot dengan Snalpotnya Bro Sheldiez (belum ada merk yaa).. Sayang juga secara gw paling mempertahankan kondisi standart…. tapi … kalau kejadian ini sering berulang ku ganti juga nih….
Menjelang setahun ini (km 21.500) sudah banyak suka duka dilalui dan berharap masih akan banyak lagi peristiwa/kejadian menyenangkan yang kualami bersama. ‘El Toro, Selamat ulang tahun yaaa, jadilah tunggangan yang baik dan memahami kondisi serta keterbatasanku merawatmu….. Aminn…
Catatan Tambahan:
? Sengaja catatan ini dibuat panjang karena merasa ngga yakin bisa ngalahin salam perkenalannya Kania yg dah tembus seratus page (hmmm….).
? Saya yakinkan bahwa jenis kelamin saya laki-laki biar Don BM ngga salah (ngerayu tequila huehehehe) dan juga sis Shorea ngga curigaan (ijunk mode on)….
Salam
BP3456